Pembangunan Indonesia dibawah pemerintahan Jokowi dalam tekanan proxi AS.
Maka melalui proxi2 negara yg menjadi koalisinya seperti jepang,korsel, Australia, Jerman, Inggris bahkan negara timur tengah seperti Arab Saudi pun ikut2an menghambat Indonesia dengan mempersulit investasi di Indonesia, bahkan uni Eropa melalui Jerman mengugat Indonesia di WTO dan memboikot produk indonesia.
Oleh : Chandra Suwono
Pengamat Sosial dan Budaya
Realisasi pembangunan proyek infrastruktur yg rill dalam percepatan dan perluasan pembangunan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yg tidak terpusat, melainkan dapat berimbang, berkeadilan dan berkesambungan disemua daerah di Indonesia.
Pendirian pusat pertumbuhan ekonomi baru didaerah,disetiap propinsi, Kabupaten kota memerlukan fasilitas jaringan infrastruktur dan antarmoda untuk dapat bersinergi dan mendukung kegiatan ekonomi didaerah.
Infrastruktur Ini harus mencakupi semua jalur konektivitas baik darat, laut maupun udara sehingga Indonesia dapat tumbuh secara merata, tidak hanya terpusatkan saja. Inilah yg sedang dan akan dikerjakan pemerintahan dibawah Presiden Jokowi.
Oleh karena untuk mencapai target yg maksimal dalam tahun tahun mendatang Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia global dan meraih kembali posisinya yg pernah hilang yakni salah satu macam Asia, maka pemerintahan jokowi telah bekerja sama dengan tiongkok yg merupakan kekuatan ekonomi yg sedang mengusur kekuatan AS dalam proyek BRI(Belt And Initiative).
Berbagai perjanjian kerja sama yg nyata telah disepakati seperti pembangunan infrastruktur,transfer teknologi, kesehatan, pendidikan ini semua akan membawa keuntungan yg berimbang bagi tiongkok maupun Indonesia,tentu saja hal ini akan membuat AS merasa tidak senang,kerena akan kehilangan kesempatan untuk mengeruk keuntungan diindonesia yg tanpa berimbang.
Maka melalui proxi2 negara yg menjadi koalisinya seperti jepang,korsel, Australia, Jerman, Inggris bahkan negara timur tengah seperti Arab Saudi pun ikut2an menghambat Indonesia dengan mempersulit investasi di Indonesia, bahkan uni Eropa melalui Jerman mengugat Indonesia di WTO dan memboikot produk indonesia.
Sampai pada masalah kuota naik Hajipun dijadikan alat untuk menekan pemerintah Indonesia dibawah jokowi,seperti biasa sesuai dengan karakter AS dalam menghancurkan negara lain, selalu memanfaatkan proxinya yg ada didalam, maka kita menjadi tidak heran kalau setiap hari ada saja masalah yg di giring untuk menentang pemerintah,ini adalah tugas dari proxi yg didalam dan dipelihara.
Dari itu semua yg patut diwaspadai adalah karakter dari partai yg berkuasa di As, demokrat yg gemar menciptakan krisis ekonomi untuk menumbangkan pimimpin dari negara yg tidak mau ikut proxinya,Bung Karno jatuh saat presiden Lyndon johson dari demokrat yg menjadi penguasa di As, demikian juga pak Harto jatuh saat demokrat berkusa melalui presidennya Bill Clinton.
Namun perlu dicatat saat itu masih belum ada kekuatan yg riil untuk mengimbangi AS,dan sekarang AS tidak sekuat masa masa itu dan telah bangkit kekuatan baru yg mampu mengimbangi AS yaitu Tiongkok.
Tiongkok sudah membuktikan mampu bangkit dari tekanan2 berat dari AS dan proxinya bahkan mampu bangkit dari kehancuran yg ditimbulkan oleh negara2 Barat,dan Indonesia pun akan mampu melewati rintangan berat ini untuk bisa bersanding dengan negara Tiongkok sebagai negara maju dengan kekuatan ekonomi nya dan mampu berperan untuk dunia global.
Tiongkok bisa indonesiapun mampu.
The End